Saturday, 22 November 2014

Mekanisme Penerima BSM 2015

Website Dapodikdas kemdikbud menjadi sumber satu-satunya data pendidikan di Indonesia. Tidak hanya mencakup pendataan sekolah dan pembayaran tunjangan guru saja, namun program pendidikan lainnya tampaknya akan diambil langsung dari data dapodikdas seperti laporan BOS, Bantuan siswa miskin ( BSM ), penyaluran dana BOS, buku kurikulum 2013 dan program indonesia pintar tahun 2015.
Pada website dapodikdas telah diumumkan langsung kepada seluruh kepala sekolah untuk memutakhirkan data peserta didik penerima bantuan siswa miskin yang telah memiliki kartu perlindungan Sosial ( KPS ). Dalam hal ini operator sekolah bertugas mengetentri data siswa tersebut melalui aplikasi dapodikdas dan mengirimkannya melalui Sinkronisasi online.
Surat Edaran Penerima BSM 2015 Wah tugas baru donk :D berarti tanggung jawab juga bertambah ? kasihan sama siswa jika kita salah dalam pengentrian data. So ???, Oke untuk lebih jelasnya mengenai pemberitahuan ini silahkan teman-teman sekalian Download file Surat Edaran BSM 2015.
Demikianlah informasi singkat ini, semoga membantu. Akhir kata sekian juga terima kasih telah membacanya. Sekedar saran : Jika menurut anda info pendidikan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke teman operator yang lain. Sampai jumpa didepan Aplikasi Dapodikdas dan Padamu Negeri.

Monday, 17 November 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).
1.   Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.
Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.
Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.
2.   Faktor Psikologis
     Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar      
     jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara
     terpisah.
Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1.   Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.
2.2.  Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.
2.3.  Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima  kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.
2.4.  Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.
2.5.  Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.
http://www.andragogi.com/document/psikologi_pendidikan.htm

Cara Terbaru Instal Aplikasi Dapodikdas dan Dapodikmen di Dalam Satu Komputer

Selamat malam kawan-kawan operator semuanya. Tulisan berikut ini saya dedikasikan bagi kawan-kawan saya yang menjadi peran dan fungsi sebagai operator sekolah di dua tempat yaitu operator Dapodikdas dan Operator Dapodikmen yang termasuk di dalam hal ini adalah saya sendiri yang bertugas sebagai operator dapodikdas dan operator dapodikmen. Semenjak berhasilnya program aplikasi Dapodikdas sebagai sistem pendataan untuk pendidikan dasar, maka pada periode kedua muncullah sebuah aplikasi pendataans sejenis yang diberi nama Dapodikmen, dari segi fitur dan tujuan penggunaan aplikasi ini nyaris sama dengan pendahulunya yaitu Dapodikdas, adapun perbedaan hanya tipis sekali. 
         Meskipun sama akan tetapi kedua aplikasi ini menurut tim pengembangnya tidak bisa di instal di tempat yang sama dengan alasan akan menimbulkan bentrok antara port.  jika sudah ada aplikasi menggunakan port yang sama. Sehingga dari pihak tim pengembang aplikasi dapodikmen tidak menganjurkan untuk menginstal aplikasi dapodikmen jika di komputer tersebut sudah terinstal aplikasi Dapodikdas. 
       Akan tetapi disini tim pengembang memberikan solusi agar tidak terjadi bentrok Port antara aplikasi Dapodikdas dan Aplikasi Dapodikmen maka kita bisa menggunakan 2 cara yaitu membuat duall booting atau menggunakan teknologi virtualisasi. Tapi sebelum kita memilih di antara keduanya, maka kita juga harus tahu apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknologi ini sehingga kita bisa tepat memilih mana yang terbaik. Berikut ini saya mencoba memberikan rangkuman dari berbagai sumber mengenai kelebihan dari duall booting dan virtualisasi. 
Dapodikdas dan Dapodikmen
Dual-booting adalah teknik menginstal dua atau lebih OS pada satu komputer, di mana masing-masing OS terinstal dan berjalan secara mandiri, dan Anda hanya dapat menggunakan salah satu OS saja pada satu waktu. Anda harus memilih akan menggunakan OS yang mana pada saat menghidupkan komputer contohnya adalah Windows 8 dan Windows 7
Kelebihan
  •  Secara umum lebih cepat, karena masing-masing OS berjalan secara mandiri.
  •  Sumberdaya hardware pada komputer dapat dimanfaatkan dengan sepenuhnya oleh sang OS.
  •  Kedua OS dapat bertukar data dengan mudah, asalkan saling mendukung format sistem file pada harddisk.
  •  Ideal untuk penggunaan sehari-hari, yang membutuhkan performa penuh komputer.
Kekurangan
  •     Hanya dapat menjalankan salah satu OS saja pada satu waktu.
  •     Perlu me-restart komputer jika ingin berpindah dari satu OS ke OS yang lain.
  •   Prosedur instalasi dan konfigurasi untuk dual-booting cukup rumit dan beresiko tinggi     (kehilangan data), terutama pada saat partisi harddisk.
Sementara itu 
Virtual Box

Virtualisasi adalah menginstal dan menjalankan suatu OS di atas OS lain sebagai host, yaitu dengan menggunakan program berjenis mesin virtual (virtual machine). Contoh program aplikasi mesin virtual yang gratis adalah VirtualBox. Jadi dengan mesin virtual ini Anda dapat menjalankan suatu OS, katakanlah Linux pada OS lain, misalnya Windows. Dengan virtualisasi ini, maka Anda seolah-olah mempunyai sebuah komputer lain di dalam komputer Anda, dan Anda dapat menjalankan beberapa OS sekaligus dalam satu waktu.

Kelebihan
  • Dapat menjalankan beberapa OS sekaligus dalam satu waktu (asal spesifikasi komputer mencukupi).
  • Hanya perlu menjalankan program untuk menjalankan atau mengakhiri suatu OS, tidak perlu me-restart komputer.
  • Kerusakan pada OS yang divirtualisasikan tidak akan berpengaruh apapun pada OS yang menjadi host (yang menjalankannya).
  • Prosedur instalasi OS menjadi mudah, tanpa harus bingung dengan hal-hal teknis seperti partisi harddisk.
  • Ideal untuk sekedar mengetes suatu OS, atau sekedar menjalankan suatu program yang tidak dapat berjalan pada OS host (misalnya hendak menjalankan Microsoft Office atau CorelDRAW pada Linux).
Kekurangan
  • Secara umum lebih lambat, karena harus berbagi sumberdaya prosesor dan memori dengan OS host.
  • Tidak dapat menggunakan secara penuh hardware pada komputer, karena hardware yang digunakan oleh sang OS virtual pun sifatnya juga virtual (tidak memakai hardware komputer yang sesungguhnya).
  • Sharing file antara host dengan OS yang divirtualisasikan tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu beberapa konfigurasi.
    Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan cara dual-booting dan virtualisasi. Jadi, sesuaikan dengan kebutuhan Anda, apakah Anda hendak menggunakan cara dual-boot atau virtualisasi. Jika ingin penggunaan penuh, gunakan dual-booting. Namun jika hanya digunakan sekali-kali atau hanya mengetes, lebih baik gunakan virtualisasi, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk kasus di atas saya pribadi menggunakan teknik dual booting untuk menjalankan aplikasi itu yaitu windows 8 Pro untuk Dapodikmen dan Windows 7 Ultimate untuk aplikasi Dapodikdas dan alhamdulillah tidak ada masalah yang di temui. Aplikasi dapat berjalan dengan baik dan yang terpenting saya tidak perlu repot-repot membawa dua buah laptop kemana-mana karena berat. 
     Oke kawan-kawan demikian postingan saya kali ini, semoga ada manfaatnya bagi kawan-kawan semua semoga ada manfaatnya dan masukkannya di tunggu di kolom komentar.

Saturday, 15 November 2014

Download Rpp, Silabus, Prota, dan Promes Semua Jenjang


Melihat betapa sibuknya para Bapak/ibu guru yang sedang menyusun persyaratan sertifikasi, maka kami akan mencoba membantu dalam peembuatan RPP, Silabus dan kelengkapan sertifikasi lain. kami harapkan beberapa contoh kelengkapan berikut ini senantiasa dipersiapkan oleh setiap pengajar, sehingga pada saat pendaftaran sertifikasi tidak terlalu disibukkan untuk membuat/melengkapi persyaratan persyaratan tersebut. beberapa hal yang berhubungan dengan sertifikasi, KTSP sudah kami tulis dalam postingan.
Beriku ini link-link download yang mudah-mudahan bisa membantu anda (klik yang ada garis bawah untuk donwload).

Untuk Tingkat TK/RA
RPP dan Silabus TK Download
Standar Isi PAUD Download
Silabus PAUD Non Formal Download
Silabus PAUD Formal Download
Model Penilaian KTSP TK Download

Untuk Tingkat SD/MI
RPP PAI Download
Portofolio PAI Download
Bhs Indonesia Lengkap Download
PKN kelas1, kelas2, kelas3, kelas4, kelas5, kelas6
Tematik SD Kelas 3 Pendahuluan, Norma Masyarakat, Rumahku, Kerjasama,Lingkungan Desa dan Kecamatan, Persatuan dan Kesatuan, Makhluk Hidup
Tematik SDKelas 2 Pendahuluan, Hidup Hemat, Hak dan Kewajiban, Tempat Umum, Saling menghormati, Keperluan Manusia, Lingkungan
Tematik SD Kelas 1 Pendahuluan, Aku dan Keluargaku, Lingkungan Rumahku, Tempat Umum, Kebersihan Kesehatan dan Keamanan, Alat Transportasi, Alat Komunikasi
Silabus SD Download
Silabus Bhs Inggris Download

Untuk Tingkat SMP/MTS
Contoh Dokumen Portofolio download
Geografi Kelas 7Kelas 8Kelas 9
Biologi kelas 7kelas 8kelas 9
RPP/slbs KIS Download
RPP/slbs KIS 1 Download
RPP/slbs KIS 2 Download
RPP/slbs KIS 3 Download
RPP/slbs PKN 1 Download
RPP/slbs PKN 2 Download
RPP/slbs MATEMATIKA Download
RPP/slbs BHS INDONESIA 1 Download
RPP/slbs BHS INDONESIA 2 Download
RPP/slbs BHS INDONESIA 3 Download
RPP/slbs TIK VII SMSTR I Download
RPP/slbs TIK VII SMSTR II Download
RPP/slbs BHS ARAB 1,2 3 Download
RPP/slbs BHS ARAB VI-IX Download
RPP/slbs PENJAS Download
RPP/slbs IPA TERPADU Download
RPP/slbs IPS TERPADU Download
RPP/slbs IPS TERPADU2 Download
RPP/slbs IPS IX Download
RPP/slbs PENDIDIKAN KEAGAMAAN Download
RPP/slbs PENDANAAN PENDIDIKAN Download
RPP/slbs PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Download
RPP/slbs SMP KLS VII SMSTR I Download
RPP/slbs KLS VI VII SMSTR II Download
RPP/slbs BHS INGGRIS I Download
RPP/slbs BHS INGGRIS II Download
RPP/slbs SENI BUDAYA Download
PEMETAAN SK DAN KD KLS IX Download
RAMBU RPP Download
PENELITIAN TINDAKAN KELAS Download
Penelitian Tindakan Kelas (II) Download
Penelitian Tindakan Kelas III Download
PROMES Download
PROTA Download
Contoh Sertifikasi Download
Contoh Penilaian Atasan dan pengawas Download
Contoh Penilaian Kepala Sekolah dan Pengawas Download
Contoh Penilaian RPP Assesor Download
Fiqih (klik Judul Untuk Download)
Distribusi UH, MID dan Semester
Silabus Pembelajaran Kelas VII
Silabus Pembelajaran Kelas VIII
RPP Fiqih Kelas VII
RPP Fiqih kelas VIII
RPP Fiqih Kelas IX
Silabus Fiqih Kelas VII/VIII
SK dan KD Fiqih MTs
SK dan KD Fiqih 2 MTs
Prota Promes
Untuk Tingkat SMA/Sederajat
Silabus rpp mata pelajaran sosiologi pkn matematika sejarah seni rupa fisika biologi bahasa inggris pai dan ekonomi.
Sosiologi
PKN
Matematika
Sejarah
Seni Rupa
Fisika
Biologi
Bahasa Inggris
PAI
Ekonomi

Friday, 14 November 2014

Daftar Menteri Pendidikan

Daftar Menteri Pendidikan

NAMA KEMENTERIAN/ DEPARTEMEN PENDIDIKAN, NAMA MENTERI DAN LAMA MENJABAT
No
NAMA  KABINET
NAMA KEMENTERIAN/ DEPARTEMEN YANG MENANGANI PENDIDIKAN
NAMA  KABINET
LAMA MENJABAT
1
Presidentil Kabinet
Menteri Pengajaran
Ki Hadjar Dewantara
19/8/1945 - 14/11/1945
2
Kabinet Syahrir ke-I
Menteri Pengajaran
Dr Mr T.S.G. Mulia
(Parkindo)
14/11/1945 – 12/3/1946
3
Kabinet Syahrir ke-II
Menteri Pengajaran Menteri Muda Pengajaran Menteri Negara Urusan Pemuda
Muhammad Sjafei Dr Mr T.S.G. Mulia Wikana
12/3/1946 - 2/10/1946
29/6/1946 – 2/10/1946
4
Kabinet Syahrir ke-III
Menteri Pengajaran Menteri Muda Pengajaran Menteri Negara Urusan Pemuda
Mr Moh. Soewandi Ir R. Gunarsa Wikana
2/10/1946 – 27/6/1947
5
Kabinet Amir
Syarifuddin ke-I
Menteri Pengajaran

Menteri Negara Urusan
Pemuda
Mr Ali Sastroamidjojo
(PNI) Wikana
3/7/1947 – 11/11/1947
6
Kabinet Amir
Syarifuddin ke-II
Menteri Pengajaran

Menteri Negara Urusan
Pemuda
Mr Ali Sastroamidjojo
(PNI) Wikana
11/11/1947 - 29/1/1948
7
Kabinet Hatta ke-I (Presidentil Kabinet)
Menteri PP dan K

Menteri Pembangunan/ Pemuda
Mr Ali Sastroamidjojo
(PNI) Supeno
29/1/1948 – 4/8/1949
8
Kabinet Darurat
Kementerian PP dan K
Mr Teuku Moh. Hasan
19/12/1948 -13/7/1949
9
Kabinet Hatta ke-II (Presidentil Kabinet)
Menteri PP dan K
Sarmidi Mangunsarkoro
(PNI)
4/8/1949 – 20/12/1949
10
Kabinet Peralihan
Menteri PP dan K
Sarmidi Mangunsarkoro
(PNI)
20/12/1949 – 21/1/1950
11

Kabinet RI Yogyakarta

Menteri PP dan K Menteri Pembangunan Masyarakat

Sarmidi Mangunsarkoro
(PNI)
Sugondo Djojopuspito
(PSI)

21/1/1950 – 6/9/1950
12
Kabinet Republik
Indonesia Serikat
Menteri PP dan K
Prof Dr Abu Hanifah MD (Masyumi)
20/12/1949 – 6/9/1950
13
Kabinet RI Kesatuan I (Natsir)
Menteri PP dan K
Dr Bahder Djohan
6/9/1950 – 27/4/1951
14
Kabinet RI Kesa- tuan II(Sukiman)
Menteri PP dan K
Mr Wongsonegoro
(PIR)
27/4/1951 – 3/4/1952
15
Kabinet RI
Kesatuan III (Wilopo)
Menteri PP dan K
Prof Dr Bahder Djohan
3/4/1952 – 30/7/1953
16
Kabinet RI Kesa- tuan IV (Ali Sastro- amidjojo I)
Menteri PP dan K
Mr Muhammad Yamin
30/7/1953 – 12/8/1955
17
Kabinet RI Kesa- tuan V (Burhanud- din Harahap)
Menteri PP dan K
Prof Ir R.M. Suwandi
12/8/1955 – 3/3/1956
18
Kabinet RI Kesa- tuan VI (Ali Sastro- amidjojo II)
Menteri PP dan K
Ki Sarino
Mangunpranoto (PNI)
24/3/1956 – 14/3/1957
19
Kabinet Karya
(Juanda)
Menteri PP dan K
Prof Dr Prijono
9/4/1957 – 10/7/1959
20
Kabinet Kerja I
Menteri Muda dalam Bidang Sosial Kulturil Menteri Muda PP dan K Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga
Rakyat
Prof Dr Prijono
Sudibjo Sujono
10/7/1959 – 18/2/1960
21

Kabinet Kerja II

Menteri PP dan K

Prof Dr Prijono

18/2/1960 – 6/3/1962
22
Kabinet Kerja III
Bidang Kesra: Menteri Muda Pendidikan Dasar dan Kebudayaan
Menteri PTIP
Prof Dr Prijono


Prof Dr Ir Thajib
Hadiwidjaja
6/3/1962 – 13/11/1963
23
Kabinet Kerja IV
Kompartemen Kesra: Menteri PD dan K Menteri PTIP

Prof Dr Prijono Prof Dr Ir Thajib Hadiwidjaja
13/11/1963 – 27/8/1964
24
Kabinet Dwikora
Kompartemen Pendi- dikan/Kebudayaan: Menteri Koordinator Menteri PD dan K
Menteri PTIP Menteri Olahraga


Prof Dr Prijono
Ny. Artati Marzuki
Sudirdjo
Brigjen TNI Dr Syarif
Thayeb
Maladi
27/8/1964 – 21/2/1966
25
Kabinet Dwikora
yang Disempurnakan
Kompartemen PD dan K: Menteri Koordinator Menteri PD dan K
Menteri PTIP Menteri Olahraga

Prof Dr Prijono
Sumardjo
Dr J. Leimena (a.i) Maladi
21/2/1966 – 27/3/1966
26
Kabinet Dwikora yang Disempur- nakan Lagi
Menteri PP dan K

Departemen Pendidikan
Dasar
Departemen Perguruan
Tinggi
Departemen Olahraga
Departemen Kebudayaan
Ki Sarino Mangun- pranoto (PNI)
Ki Moh Said
Mashuri, SH Maladi
Ki Sarino Mangunpranoto
(PNI) (ad. Interim)
21/3/1966 – 25/7/1966
27
Kabinet Ampera
Bidang Kesra: Departemen P dan K
Ki Sarino
Mangunpranoto (PNI)
25/7/1966 – 11/10/1967
28
Kabinet Ampera yang
Disempurnakan
Menteri P dan K
Sanusi Hardjadinata
(PNI)
11/10/1967 – 6/6/1968
29
Kabinet
Pembangunan I
Departemen P dan K
Mashuri, SH
6/6/1968 – 28/3/1973
30
Kabinet
Pembangunan II
Departemen P dan K
Prof Dr Sumantri
Brojonegoro
Prof Dr Syarif Thayeb
28/3/1973 – 18/12/1973

18/12/1973 – 29/3/1978
31
Kabinet
Pembangunan III
Departemen P dan K Menteri Muda Urusan Pemuda
Dr Daoed Joesoef
Dr Abdul Gafur
31/3/1978 – 19/3/1983
32
Kabinet
Pembangunan IV
Departemen P dan K
Prof Dr. Nugroho
Notosusanto
Prof Dr J.B. Sumarlin (a.i) Prof Dr Fuad Hasan
19/3/1983 – 3/7/1985


30/7/1985 – 21/3/1988
33
Kabinet
Pembangunan V
Departemen P dan K
Prof Dr Fuad Hasan
21/3/1988 – 17/3/1993
34
Kabinet
Pembangunan VI
Departemen P dan K
Dr Ir Ing Wardiman
Djojonegoro
17/3/1993 - 17/3/1998
35
Kabinet
Pembangunan VII
Departemen P dan K
Prof Dr Ir Wiranto
Arismunandar
17/3/1998 – 21/5/1998
36
Kabinet Reformasi
Pembangunan
Departemen P dan K
Prof Dr Juwono
Soedarsono
23/5/1998 – 23/10/1999
37
Kabinet Persatuan
Nasional
Departemen Pendidikan
Nasional
Dr Yahya A. Muhaimin
23/10/1999–22/7/2001
38
Kabinet Gotong
Royong
Departemen Pendidikan
Nasional
Prof Drs A. Malik
Fadjar, MSc
9/8/2001 - 21/10/2004
39
KabinetIndonesia
Bersatu I
Departemen Pendidikan
Nasional
Prof Dr Bambang
Sudibyo, MBA
21/10/2004 - 20/10/2009
40
Kabinet Indonesia
Bersatu II
Kementerian Pendidikan
Nasional
Prof Mohammad Nuh, DEA
Wakil Menteri: Prof dr
Fasli Jalal, PhD.
20/10/2009 –18/10/2011
41
Kabinet Indonesia
Bersatu II (Reshuffle)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
Prof Mohammad Nuh, DEA
Wakil Menteri (Bidang Pendidikan): Prof Dr Musliar Kasim, MS Wakil Menteri (Bidang Kebudayaan): Prof Ir Wiendu Nuryanti, M. Arch, Phd,
19/10/2011 – 30/10/2014
42

Kabinet Kerja


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Anies Rasyid Baswedan Ph.D

27 Oktober 2014 - Sekarang

Thursday, 13 November 2014

MEMBANGUN BANGSA, MERAJUT KEINDONESIAAN

Berikut ini nukilan buku Biografi A.R. Baswedan (Menteri Muda Penerangan Kabinet Sjahrir)
Utusan Presiden Soekarno itu tiba di Mesir pada 10 Maret 1947. Menteri Muda Luar Negeri Agus Salim memimpin delegasi yang beranggotakan Menteri Muda Penerangan AR Baswedan, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Rasyidi, dan Mr. Nazir St. Pamuncak.

Misi mereka tak mudah: menggalang dukungan buat Indonesia. Saat itu kondisi di republik tengah genting karena Belanda berusaha membuat masalah Indonesia sebagai persoalan dalam negerinya sehingga dunia tak perlu ikut campur. Itu artinya mereka tak mengakui kemerdekaan Indonesia dan pemerintahnya.

Banyak pertemuan formal yang harus diikuti di Mesir, tapi Baswedan yang wartawan ini jengah. Ia lebih suka ngeluyur mencari informasi dan berkenalan dengan tokoh pers, sastrawan, dan tokoh masyarakat setempat.

Fasih berbahasa Arab, Baswedan gampang saja mengobrol dengan mereka soal Indonesia. Namun gaya blusukan sempat bikin Agus Salim memarahinya, meski belakangan diplomat kawakan itu mengapresiasi jurus Baswedan tersebut.

Suatu hari Abdul Mun’im, yang membantu delegasi itu bertemu tokoh-tokoh kunci di Mesir seperti Raja Farouk, datang ke hotel sambil geleng-geleng kepala. “Memang orang Indonesia ada-ada saja,” ujarnya.

PASANG IKLAN

Cara Membuat Situs Iklan Baris