Sonny
menambahkan, arkeologi memberikan kontribusi pada kemajuan ilmu
pengetahuan yang berujung pada pencerdasan bangsa. Hal tersebut
merupakan modal besar dan bekal dalam menghadapi masalah-masalah aktual
seperti globalisasi. Posisi strategis Indonesia yang terbuka dari
segala sisi membuka gelombang migrasi menjadikannya sebagai kawasan
persentuhan dan persebaran budaya sejak masa lalu. “Kepulauan Nusantara
merupakan pusat kehadiran bangsa-bangsa melalui migrasi,” kata Sonny
yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut.
Salah
satu narasumber dalam diskusi tersebut adalah Bagyo Prasetyo, Profesor
Riset bidang Arkeologi Prasejarah Puslitarkenas. Ia memaparkan sejarah
migrasi di Indonesia pada masa lampau. Bagyo menuturkan, migrasi di
Indonesia berlangsung sejak 2,5 juta tahun yang lalu, yakni saat
kedatangan migrasi manusia purba Homoerectus (manusia yang berdiri tegak) dari Afrika (out of Africa). Kedatangan migrasi terus berlangsung sampai dengan 2 juta hingga 4.000 tahun yang lalu.
Sekitar
4.000 tahun yang lalu, ujar Sonny, berlangsung migrasi penduduk
besar-besaran ke Kepulauan Nusantara, mereka disebut Penutur
Austronesia. Mereka menguasai lebih dari setengah belahan bumi yaitu
dari Formosa di utara sampai Indonesia di selatan, serta Madagaskar di
barat hingga Oseania di bagian timur. Para Penutur Austronesia ini
memiliki rumpun bahasa yang sama, meskipun bahasa yang digunakan
berbeda-beda.
Narasumber
lain, yakni Veronique Degroot peneliti asing dari Ecole Francaise
d’Extreme-Orient mengatakan, setelah bermigrasi Penutur Austronesia
mulai hidup menetap membentuk perkampungan, melakukan domestikasi
bercocok tanam atau pertanian, menciptakan pembuatan tembikar,
domestikasi hewan, mempopulerkan pelayaran- perdagangan hingga
terbentuknya jalur sutra dan jalur rempah-rempah.
Tradisi
Penutur Austronesia itulah yang berlangsung seperti pada masa sekarang.
Migrasi Penutur Austronesia membawa globalisasi budaya seperti pada
kesamaan bahasa di Filipina dan Indonesia (Austronesia). Migrasi dan
globalisasi pada masa lalu itu selanjutnya membentuk keragaman bangsa
Indonesia hingga masa sekarang kini. Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang majemuk multi kultural.
Sumber : www.kemdikbud.go.id
No comments:
Post a Comment